
Hobi baru saya sebulan terakhir, merawat kaktus. Salah...kaktus tidak perlu banyak perawatan, jadi bukan merawat kaktus, tapi memandangi kaktus lebih tepatnya. Kaktus pertamaku, belum kuberi nama hingga saat ini, panggilan untuknya adalah kaktus pertamaku. Hahahhaaa,....
Sebenarnya bukan tanpa sebab ketika saya tiba-tiba menjadi seorang pengagum kaktus. Sudah sejak lama, sejak SMP dulu mungkin, atau bahkan SD, saya sering berdiam diri di samping tanaman kaktus raksasaku, di samping kamar mandi rumah. Pada awalnya tidak secara sengaja saya sering berada di tempat itu. Tiga kali seminggu saya melakukan ritual "mencuci" di sebelah tanaman kaktus raksasa itu. Pada awalnya tidak ada chemistry apa pun antara aku dan dia. (hahahhaahahhaa). Tapi karena ketika mencuci mau tidak mau kita harus melamun dan melihat2 apa yang ada di sekitar kita, dan di tempat itu satu-satunya sesuatu yang hidup dan terlihat adalah pohon kaktus, maka mau tak mau aku harus berteman dengannya.
Mengapa kaktus?
Karena di tempatku kala itu, hanya kaktus lah tanaman yang mungkin bisa tahan lama dengan kekeringan tanah di tempat kelahiranku. (jika musim kemarau). Jadi kaktus raksasa itu semacam penyelamat kekeringan dan kekosongan tanah di rumahku kala itu. Hohhooohoo, tidak perlu munafik, kala itu desaku benar2 kering ketika kemarau datang. Air yang merupakan sumber kehidupan manusia merupakan barang langka, barang mahal tepatnya. Bagaimana tidak, untuk minum pun orang-orang di desaku harus membeli dengan harga tidak murah, kami pada saat itu harus rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menukarnya dengan air yang dibawa oleh tangki2 air dan entah bagaimana kualitas airnya pada saat itu. saya kurang paham, tapi yang pernah saya dengar adalah seseorang pernah membeli air tangki itu dengan hadiah gumpalan kuning2 yang terapung di atasnya. (tapi beruntung keluarga saya tidak pernah mengalami kejadian macam ini). Padahal kalian tahu?? Orang2 di desa kami untuk makan, untuk beli beras pun banyak yang kekurangan. Apalagi untuk atribut2 lain!!
Hohohohooo, tidak perlu dibayangkan dan dirasakan!! Hidup memang tidak semudah mati. (Uppsss) Jadi siapa pun kalian bersyukurlah dengan keadaan kalian saat ini, banyak saudara2 kita di luar sana yang lebih menderita dari kita saat ini. Coba kalian bayangkan, kalian akumulasikan masalah2 kalian yang sering membuat kalian galau dan meracau?? (paling2 juga masalah pacar, masalah cinta) Hohohoohoo, (kalian dalam hal ini termasuk penulisnya sendiri lho ya, wkwkwkkwkkw)
Oke, kembali lagi pada kaktus. Ibuk saya yang tercinta, adalah seorang yang menyukai tanaman2. Tapi dengan adanya keadaan yang sudah saya sebutkan di atas, sepertinya Ibuk terkendala dengan hobinya...maka untuk tetap menuruti hasratnya bercocok tanam, maka Ibuk pun menanam kaktus. Nahhh, itu lah mengapa saya sering berkomunikasi dengan kaktus, karena memang tidak ada pilihannya!!
Kaktus terbaikku pada saat itu adalah kaktus di samping kamar mandi rumahku. Ukurannya besar dan pada saat itu saya sama sekali tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang cukup indah. Hanya saja, saya sering memandanginya, karena memang tidak ada pilihan untuk memandang hal lain. :D
Tapi kala itu, setiap kali saya punya banyak hal untuk diceritakan, kaktus raksasa itulah yang setia mendengarku, setia di setiap saat saya membutuhkan. kaktus itulah yang membawaku ke dalam rasa aman, dan nyaman. Saya tidak menyadarinya hingga saya merantau ke negeri orang. Ketika saya pulang, kaktus itu sudah tidak ada lagi. Ditebang kata simbahku!! Sudah tua dan terlalu besar, akarnya merusak tembok2 di sekitarnya. Entah logis atau tidak, yang jelas kaktus itu sudah tidak ada lagi pada tempatnya yang dulu. Dan saya pun menyadari kecintaan saya padanya pun belum lama setelah saya benar2 jauh secara fisik dengannya.
Kaktus, meskipun tidak secantik tanaman2 yang mampu berbunga2 indah, tapi kaktus tanaman yang mandiri. Dia tidak pernah menuntut banyak dari sang pemilik, tapi dia dengan tulus mau memberikan kehijauannya, kedamaiannya untuk siapa pun yang melihat. Dia berduri memang, tapi bukankah itu menunjukkan kemandiriannya lagi??Dia tidak membutuhkan satpam untuk melindunginya, tapi ia mampu menjaga keamanan bagi dirinya....
Kaktus, terkadang saya berpikir, saya merasa banyak kesamaan dengan kaktus. Mungkin karena dulu saya banyak berproses dengannya...hohohohoohooo
Well, kesimpulannya sekarang saya punya sebuah kaktus yang saya beli dengan harga 15.000 beserta rumah kecilnya....Kaktus pertamaku setelah kaktus raksasa, semoga kamu aman bersama icak.
PS : Mungkin dalam kehidupan selanjutnya, akan ada kaktus pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya....Tapi kaktus raksasa hanya akan satu!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar